Kekasih Impian

Kadang jatuh cinta tak terletak pada persoalan kamu yang terpesona dengan segala yang ada pada dirinya pada pandangan pertama, Namun ada pada perjalananmu yang kemudian terus menerus membiasakan diri dengannya Pertemuan pertama adalah bagian dari perkenalan yang teramat biasa, tak ada drama, tak ada cerita menarik yang kemudian membuatmu akan selalu mengingatnya, Hanya saja takdir yang kemudian membuat diam-diam kalian saling suka Saling tertarik satu dengan lainnya.        “Kadang jatuh cinta adalah satu garis lurus kronologi yang tak dapat kamu hilangkan salah satu momennya, setiap waktu ialah penyumbang perasaan yang kemudian terakumulasi pada satu kesempatanmu mengungkapkan isi hatimu padanya….”

 

Perkenalkan namaku Alina Khoirunisa seorang gadis yang saat ini genap berusia 23 tahun, tak banyak keinginanku di usia yang semakin dewasa ini, aku sudah mencapainya gelar Sarjana, membuat bangga keluarga, pekerjaan yang mapan, kondisi ekonomi yang berkecukupan, sahabat yang selalu support tetapi ada satu hal yang belum tercapai yaitu Menikah.     Dulu “menikah” terdengar indah di telingaku impian setiap orang terutama wanita yang kelak akan di perlakukan bak seperti ratu oleh pasangannya. Namun semakin dewasa aku mengerti bahwa Menikah bukanlah akhir dari perjuangan lalu menuju abadinya kebahagiaan bersama pasangan melainkan awal dari segala kisah di mulai bersama pasangan untuk selamanya seumur hidup.  Aku percaya jodoh, maut , rezeki itu telah di atur namun mengapa sampai sekarang aku belum bertemu pasangan hidup ku???    Pertanyaan yang aku sendiri tak tau jawabannya karena tentu aku juga mendambakannya, dulu aku selalu menulis bagaimana aku begitu menginginkan kekasih Impian yang aku impikan  di buku diary tertulis rapi hingga sekarang masih ku simpan di almari. Akh, aku tersadar dari lamunanku yang ga jelas hingga ibu memanggilku.

Ibu :”Alina, keluar nak!  Ayo sarapan apa kamu ga berangkat kerja? Ibu sudah masak nasi goreng kesukaan kamu.

Alina : “ iya bu. Sebentar lagi aku keluar kamar.

Daripada mikirin menikah terus lebih baik aku keluar sarapan terus berangkat kerja deh, ucap Alina dalam hati.

Alina :” Selamat pagi Ibu, Bapak.”

Ibu dan Bapak : “Pagi Al ayo sarapan..”

Alina :”Iya Pak , Bu.”

Mereka sekeluarga pun sarapan bersama kemudian melanjutkan aktivitas masing-masing

Alina : “Pak, Bu Alina berangkat kerja dulu ya?”

Bapak dan Ibu : “Iya Al kamu hati-hati ya ibu dan bapak mendoakan semoga pekerjaan kamu lancar dan di mudahkan semoga kamu juga cepet dapat jodoh hehehehe”

Alina : “Aaminn, Ibu dan Bapak doakan saja ya semoga Alina segera bertemu dengan kekasih Impian Alina .

Setelah berpamitan dengan Bapak dan Ibu aku langsung berangkat kerja, aku bekerja di sebuah lembaga penelitian di kota tempat tinggalku berprofesi seorang Peneliti Sosial membuatku sibuk kadang tak ada waktu untuk me time dengan diriku sendiri apalagi untuk berpacaran seperti mereka-mereka pada umumnya. Tapi aku menikmati hidupku dan menjalaninya dengan enjoy be life karena inilah hidupku aku yang menjalani dan aku pula yang menanggung konsekuensi lantas mengapa sibuk memikirkan opini sana sini??? Hanya saja banyak pertanyaan dari teman, tetangga, kerabat, bahkan orang tua yang terus menanyakan “Kapan Menikah”???? sebuah pertanyaan yang sulit untuk ku kasih jawaban apalagi kepastian di saat kini aku masih sendirian.  Tak terasa dengan lamunanku yang sendu akhirnya aku sampai juga di tempat kerja.

Sheila : “ Hai Al, pagi- pagi wajahnya udah cemberut aja di tempat kerja kenapa?”

Alina : “ biasa Shell, bingung orang-orang pada nanya kapan nikah kapan nikah?” bingung aku jadinya

Sheila: “ kamu sih, terlalu sibuk kerja jadi lupa untuk cari pasangan hehe, ingat usia kita sudah nggak muda lagi mungkin orang-orang menanyakan juga ada baiknya supaya kamu cepet cari jodoh wkwk,”

Sheila dia sahabat terbaikku di tempat kerja ini kami se profesi sering kerja bareng, nongkrong bareng, hanya saja bedanya dia sudah memiliki tunangan dan 3 bulan lagi akan menikah. Sedangkan aku sampai kini masih sendirian bahkan untuk sekedar teman dekat laki-laki saja aku tak ada karena aku tak pernah dekat dengan siapapun terkadang aku berfikir pacaran aja ga pernah gimana mau nikah?????

Alina : “ iya Sheila yg cantik+ baik nanti pulang kerja aku cari jodoh deh biar cepat tunangan terus nikah deh kaya kamu hehe nyari di mana emang di shoope ya? Hahaha..”

Sheila : “ ya nggak gitu juga Al , aku tau kamu orangnya pendiam juga ga pernah pacaran kan mungkin sulit juga bagi kamu untuk membuka hati atau jangan-jangan kamu masih mencintai seseorang yang pernah kamu ceritakan dulu?”

Alina : “ enggak Shell, aku sudah tidak mencintainya, hanya saja aku belum menemukan yang cocok aja. Ya udahlah jangan ngomongin itu mulu yuk balik kerja lagi

Sheilla : “yaudah lanjut nanti ya, yok kerja kerja semangat….”

Akhirnya mereka pun kembali bekerja sampai sore jelang pukul 16.00 saat selesai kerja mereka ngobrol lagi bersama sejenak sebelum pulang.

Sheila : “ Al, aku pulang dulu ya hari ini ga bisa bareng ada janji soalnya sama doi hehehe”

Alina : “ hmmm iya deh iya yang punya pacar mah kencan terus yang jomblo nyimak”

Sheila : “ makanya cepetan nyari biar bisa double date ehehe”

Alina : “ ya udah duluan sana hati-hati di jalan”

Sheila : “Siap,kamu juga see u Al!!”

Mereka pun berpisah di jalan dengan arah tujuan masing-masing begitu pun dengan Alina ia berjalan dengan sepeda motornya menyusuri jalanan dengan mencoba menenangkannya hatinya yang gundah .

Alina :” oh, iya lebih baik aku pergi ke masjid dulu aku kan belum shalat ashar”

Gegas Alina membawa sepeda motornya menuju ke arah masjid yang terdekat saat ini untuk melakukan shalat ibadah ashar yang waktunya hampir habis karena saat ini sudah pukul 16.27. sesampainya di masjid ia langsung melepas helm dan memarkirkan sepeda motornya kemudian lari menuju arah masjid untuk segera shalat, tak sengaja ia juga menabrak seorang laki-laki yang hendak ingin shalat.

Alina : “ Maaf mas, saya ga sengaja sedang buru- buru”

Tanpa menunggu balasan Alina langsung lari karena memang mengejar waktu tanpa tau wajah laki-laki yang di tabrak tadi.

Laki-laki yang di tabrak Alina tadi merupakan pemuda masjid yang sering datang ke masjid tersebut untuk melaksanakan shalat namanya Fajar pemuda tampan dan religius yang saat ini bekerja di perusahaan ternama di kota ini namun di tengah kesibukannya ia tak pernah lupa akan kewajibannya dan selalu datang ke masjid untuk shalat berjamaah.

Fajar: “ Cantik,, siapa ya perempuan tadi aku belum pernah lihat dia di masjid ini, astaghfirullah kenapa aku jadi memikirkan dia lebih sekarang aku shalat ashar sekarang.

Setelah selesai shalat Alina merapikan kembali perlengkapan shalatnya dan memakai kembali hijabnya untuk segera pulang karena hari sudah mulai petang hingga tanpa ia sadari saat berjalan tasbihnya jatuh di depan masjid.

Fajar: “ Alhamdulillah sudah selesai shalat ashar nya, sekarang aku harus pulang sebelum petang”

Saat berjalan pulang tak sengaja ia menyandung sesuatu saat di ambil ternyata tasbih berwarna biru, aku tak tau ini milik siapa tapi di sini tidak ada siapa-siapa kecuali perempuan tadi apa tasbih ini miliknya???? Tak sengaja waktu itu Alina ingin memakai helm bergegas pulang namun ia merasa ada yang memanggilnya

Fajar : “ Mbak tunggu sebentar, permisi izin bertanya!”

“ deg deg deg ada apa ini jantungku mengapa dengan menatapnya hatiku menjadi ga karuan begini “ucap Alina dalam hati”

Alina : “ iya mas ada apa ?”

Fajar : “ apa tasbih ini milik kamu?”

Alina : “ astaga iya mas ini milik saya ada tali tasbihnya warna biru muda”

Fajar : “ iya ini tadi saya temukan di jalan depan masjid tadi”

Alina : “ terimakasih mas sudah mengembalikan tasbih saya”

Fajar : “sama-sama, saya Fajar”

Alina : “ Saya Alina”

Cukup percakapan singkat itu yang mewakili  perasaan hari ini entah senang sedih bahagia aku tak tau yang pasti hatiku tenang kala menatap lentik mata indahnya.

Mungkin benar adanya pepatah cinta pada pandangan pertama. Cukup terkesan hari ini tapi aku tak mau terlena, huft lebih baik segera pulang saja.

Alina : “Assalamualaikum, Bapak Ibu!”

Ibu  : “ waalaikumsalam, anak ibu udah pulang”

Alina : “sudah Bu, Alina masuk ke kamar dulu ya”

Ibu   : “jangan lupa mandi terus bersih- bersih nanti makan malam bersama”

Kemudian aku masuk kamar merebahkan tubuhku memandangi langit senja yang hampir tenggelam di dalam kaca jendela rumahku. Mengingat sosok yang ku temui tadi, dari segala kata aku tak mampu menuliskannya dia seperti apa tapi dia bak malaikat surga yang lentik mata coklatnya, damai rupa wajahnya dan manis lengkung senyumnya. Ah andai saja dia Kekasih Impian yang selama ini aku dambakan pasti aku bahagia sekali.  Fajar nama yang indah seperti fajar mentari di pagi hari selalu memberi harapan dan menerangi bumi.

Hingga tak terasa aku tertidur dalam lamunanku, beberapa menit kemudian ibu memanggilku untuk makan malam.

Ibu : “ Alina , ayo keluar nak! Makan malam”

Alina : “ iya Bu, sebentar ya Alina mandi, shalat terus keluar nanti”.

Gara-gara memikirkan kejadian tadi jadi ketiduran deh lebih baik aku segera mandi dan shalat. Setelah selesai aku langsung keluar menemui bapak dan ibu di meja makan untuk makan malam bersama.

Alina : “ malam pak, bu!”

Bapak dan Ibu : “ malam Al, ayo nak sini duduk makan”

Mereka pun makan bersama , di sela-sela makan bapak bertanya lagi kepadaku perihal menikah.

Bapak : “Al kapan kamu mau menikah ? Memperkenalkan calon kamu kepada bapak dan ibu ingat kami ini sudah tua kami ingin sekali melihat kamu menikah”.

Alina : “ iya pak, bapak doakan saja ya semoga Alina segera menikah”

Ibu : “ bapak dan ibu selalu mendoakan kamu nak, tapi kamu juga harus berikhtiar”

Alina : “ tak terasa air mata ku lirih menetes, Pak Bu jodoh itu urusan tuhan, kalau sekarang belum ada jodohnya bagaimana? Aku juga ingin menikah, aku juga ingin seperti yang lain, tapi aku bisa apa???? Aku capek Pak Bu di tanya kapan menikah terus jujur aku lelah aku pasrahkan semua pada Tuhan apapun yang terjadi ke depannya biar cinta mengalir sebagaimana mestinya dan biarkan jodoh bertemu atas izinnya.

Bapak : “maafkan bapak dan ibu ya nak sudah menekan kamu, padahal selama ini kamu sudah tertekan dengan omongan orang-orang”

Ibu : “ Ibu juga minta maaf ya, sekarang jangan sedih lagi kita serahkan semuanya sama Allah ta’ala.

Alina : iya pak, bu sekarang Alina ke kamar dulu.

Aku masuk ke kamar, termenung memandangi langit malam yang semakin sunyi dan mencekam. Hati ku kacau gelap seperti malam ini tak tau arah dan seperti tak tau ingin melangkah…..

Dret…dret ….drett ada notif masuk di hp ku

“@fajar_pratama mulai mengikuti anda” aku terkejut siapa ini mengapa namanya sama dengan laki-laki yang tadi karena penasaran aku buka akun instagramnya tapi ternyata akun pribadi mana mungkin aku bisa melihat tentangnya, maka aku harus follback kembali akunnya.

Fajar: “ Apa Alina mengikuti akun Instagram ku ya apa di follback akun Instagram ku”?? sejak ketemu tadi entah mengapa aku penasaran dan juga ingin mengenalnya lebih mendalam, sayang tadi tak sempat ngobrol lama karena dia ingin pulang aku hanya tau namanya Alina dan saat aku cari di Instagram nama Alina banyak sekali dan saat aku cek satu per satu ketemulah Alina Khoirunisa ternyata nama lengkapnya. Segera aku memfollow akunnya semoga saja di follback olehnya. Dret…dret…dret…ada notif di hp ku aku berharap itu dari kamu Alina.  @alina_khoirunisa mulai mengikuti anda. Seutas senyum mulai mengembang di bibirku mungkin ini langkah awal yang baik untukku dan untuknya. Aku memberanikan diri untuk mencoba dm Alina.

Fajar : “ Assalamualaikum Alina!”

Aku terkejut ada dm dan itu dari Fajar jujur aku bingung harus membalas apa di satu sisi aku sedang gundah di satu sisi entah mengapa ada secuil rasa bahagia yang tercipta. ( ucap Alina sembari memandang langit-langit malam di kamarnya…)

Alina : ” Waalaikumsalam Fajar, apa ini Fajar yang tadi di masjid?”

Fajar : “iya ini aku Fajar yang tadi di masjid ,Alina.”

Alina : “ owh,iya ada apa Fajar??”

Fajar : “ ga ada apa-apa aku tadi tak sengaja menemukan nama mu di Instagram kemudian aku follow, bolehkan berteman dengan mu?”

Alina :” boleh, senang bisa berteman denganmu”.

Fajar : “ kalau kamu ada waktu apa bisa besok ketemu lagi di masjid untuk waktunya sore saja, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu”

Alina : “ baiklah,besok aku datang ke sana.

Fajar : “ terimakasih,,, Alina!!”

POV Fajar ( jujur aku tak sabar menantikan esok hari untuk bertemu kamu Alina)

POV Alina ( entah mengapa perasaan ku sekarang sedang tidak baik-baik saja aku merasa ada yang berbeda entah itu apa aku belum menemukan jawabannya).

Keesokkan harinya Alina berangkat kerja seperti biasanya hanya saja sehabis pulang kerja ia harus ke masjid terlebih dahulu untuk menemui Fajar.

Alina : “Bapak, Ibu aku berangkat kerja dulu ya , oh iya sehabis pulang kerja Alina ingin bertemu teman Alina terlebih dahulu ya jadi mungkin pulangnya agak telat”.

Ibu : “ bertemu teman??? Siapa Alina?”

Bapak : “iya bapak jadi penasaran”.

Alina : “ ya ada temanlah pokoknya, udah Alina berangkat dulu Assalamualaikum!”

Bapak dan Ibu : “Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, hati-hati Al”.

Sesampainya di tempat kerja, aku langsung bekerja seperti biasanya namun jujur ada rasa penasaran juga mengapa fajar mengajakku ketemu lagi padahal kita ga saling kenal hanya kebetulan saja bertemu.

Sheila : “ Hei, Al nglamun aja kenapa?”

Alina  : “ enggak,gapapa”.

Sheila : “ jangan bohong, ini sahabat kamu ga bisa bohong kamu sama aku”.

Alina : “ nanti aja ya aku ceritanya, mumpung udah selesai jam kerja aku pulang dulu ya aku ada urusan”.

Sheila : “ yaudah deh next time cerita ya, hati- hati see u Al”.

Alina : “ Okey,siap Shel thanks ya.

Aku segera pulang tapi bukan ke rumah melainkan ke masjid tempat aku dan fajar akan bertemu. Akhirnya sampai juga, huft nah itu dia Fajar tapi kenapa dia sama seorang bapak-bapak siapa itu? lebih baik aku ke sana sekarang.

Alina : “Assalamualaikum Fajar”

Fajar : “Walaikumsalam Alina, akhirnya kamu datang oh ya silahkan duduk”.

Alina : “Ada apa Fajar mengapa kamu menyuruhku ke sini dan bapak siapa?”

Pak Ustadz : “ perkenalkan saya Ustadz Fikri panggil saja pak ustadz Fikri saya di sini juga di undang sama Fajar untuk menyampaikan sesuatu ke kamu katanya.”

Fajar : “iya itu benar Alina, ada yang ingin aku sampaikan kepada kamu”.

Alina : “ ada apa Fajar?”

Fajar : “sebelumnya aku minta maaf, mungkin kamu akan shock nantinya atau terkejut atas apa yang akan aku sampaikan nanti”.

Alina : “gapapa, ngomong saja fajar, aku siap”.

Fajar : “ aku ingin ta’aruf dengan kamu Alina”.

Alina : “ Apa???????? Bagaimana mungkin fajar kita ga saling kenal bagaimana kamu yakin ingin ta’aruf denganku?”

Fajar : “ aku yakin Alina, aku sudah memantapkan hatiku sejak pertamakali ketemu kamu aku jatuh cinta kepadamu tapi aku sadar kita tidak saling mengenal oleh karena itu aku mengajakmu ta’aruf di bawah bimbingan Pak Ustadz Fikri ini, kamu ga usah takut jika ke depannya kamu merasa tidak cocok kamu boleh membatalkan ta’aruf ini, oh iya maaf sebelumnya apa kamu sudah punya pasangan?”

Alina : “ belum, aku belum menikah juga belum memiliki pasangan”.

Pak Ustadz : “ Alhamdulillah, lebih baik kalian mencoba dulu ta’aruf apapun ke depannya biarkan itu menjadi rahasia skenario terbaik-Nya”.

Fajar : “ Bagaimana Alina, apa kamu setuju?”

Alina : “ baiklah, aku setuju jujur sejak pertamakali ketemu kamu aku juga ada perasaan kepadamu aku pikir ini hal yang aneh tapi mungkin semua yang terjadi ga mungkin kebetulan begitu saja aku percaya ini adalah rencana-Nya.

 

Sejak saat itu Aku dan Fajar benar-benar menjalani ta’aruf dengan bimbingan Pak Ustadz Fikri selama kurang lebih 2 bulan dan saat itu pula aku mengenalnya lebih dalam, kami tidak pernah berduaan meskipun bertemu kami selalu membawa teman agar tidak berdua. Dan masjid adalah saksinya dan karena tasbih kita bertemu ….. terimakasih sungguh indah rencanamu . selama 2 bulan itu aku tak langsung menikah dengannya karena bagiku ini terlalu singkat mengenali karakter seseorang kami tetap layaknya teman meski kadang tak harus selalu ketemu. Aku mengenalkannya terlebih dahulu Fajar kepada kedua orang tuaku begitu pula sebaliknya kami sama-sama memohon restu. Satu tahun kemudian genap di usiaku yang ke 24 tahun aku menikah dengannya Fajar Pratama sosok laki-laki yang aku kenal di dalam masjid kemudian mengajak ku ta’aruf dan sabar menungguku sampai aku siap untuk menikah.

Fajar :” saya terima nikah dan kawinnya Alina Khoirunisa Binti Rahman Syarif dengan mas kawin tersebut di bayar tunai”.

Pak Penghulu : “ bagaimana para saksi sah?????”

Serentak mereka menjawab “sah” …… lirih menetes air mataku terimakasih tuhan telah mempertemukan aku dengan pasangan hidupku, ya dia adalah Fajar Pratama kamulah kekasih Impian yang selama ini aku tunggu. Akhirnya aku menikah terimakasih Fajar telah menyempurnakan separuh agamaku. Semoga Sakinah Mawadah dan Warohmah.

 

Karya; Ina Yatun K, Anggota Aktif UKM-F Riset 2022