Di sebuah kota kecil yang jauh dari kampung halamannya, vanesa duduk di rooftop kostnya, menatap langit yang mulai gelap. Bulan Ramadhan telah tiba, dan suasana Ramadhan terasa di sekelilingnya,hati dipenuhi rasa rindu yang mendalam ,sudah 2 tahun ia tidak merasakan suasana Ramadhan bersama.Ia teringat akan kebersamaa dengan keluarga besarnya di kampung, saat berbuka Bersama,tawa riang,dan aroma masakan ibu yang membuat piring nasiku tidak cukup satu porsi
Tahun ini adalah tahun pertama vanesa merayakan Ramadhan jauh dari rumah. Ia datang ke kota ini untuk melanjutkan studinya, meninggalkan segala yang familiar. Meskipun ia memiliki teman-teman baru di sini, tidak ada yang bisa menggantikan kehangatan keluarga. Setiap kali mendengar suara adzan dari masjid terdekat, air mata vanesa tak bisa ditahan. Ia merindukan suara ayahnya yang mengajak seluruh keluarga untuk berbuka puasa bersama.
Suatu sore, saat vanesa berjalan pulang dari kampus, ia melihat sekelompok anak-anak bermain di Pelabuhan barat. Mereka tertawa dan berlari-lari sambil membawa makanan berbuka puasa. Melihat kebahagiaan mereka, hati sedikit terhibur. Ia memutuskan untuk membeli beberapa gorengan dan jajan lalu bergabung dengan mereka.
“Boleh gabung?” tanya vanesa kepada mereka dengan senyum manis.
“boleh! Yukk kak!” jawab salah seorang anak dengan semangat.
Vanesa bergabung dengan mereka dan berbagi makanan. Dalam suasana ceria itu, ia merasakan kehangatan yang hilang selama ini terobati .Anak-anak bercerita tentang tradisi Ramadhan mereka, tentang kue-kue khas yang mereka buat bersama keluarga dan kebiasaan berbagi makanan dengan tetangga.Semakin memngingatkan vanesa akan suasana di kampungnya.
“kakak keluarganya dimana?”tanya adik kecil.
Mata sudah berkaca kaca ingin meneteskan air mata ditambah rasa bingung mau jawab apa.
“kakak sendiri di sini dik,kakak anak rantau”jawab vanesa
Mencoba untuk mengalihkan pembicaraan yang lebih menarik dan melupakan hal yang menguras air mata.vanesa mulai menceritakan pengalaman masa kecilnya di kaampung selama masa Ramadhan yang membuat anak anak kecil itu tertawa terbahak bahak dan semakin menyalakan suasana sore itu sambil menikmati makanan.
Malam itu,setelah berbuka puasa Bersama anak -anak tersebut,vanesa merasa hatinya lebi ringan.Ia menyadari bahwa meskipun ia jauh dari keluarganya,kebahagian dan kasih sayang itu masih ia dapatkan dalam kebersamaan dengan orang lain.Ia pulang dengan senyum di wajahnya dan harapan baru di hatinya.
Seiring berjalannya bulan Ramadhan, seperti biasa vanesa sudah dari dulu aktif dalam organisasi.vanesa ikut dalam pogram organisasi mereka dalam bagi bagi takjil,ia juga mengorganisir acara tarawih di masjid setempat. Sore harinya dia dan teman temannya pergi menggalang dana untuk bantuan donasi panti asuhan di lampu merah kamal.Dengan kesibukan setiap harinya, ia merasa semakin dekat dengan teman-teman barunya dan merasakan kehangatan persaudaraan.
Suatu malam,saat melihat langit berbintang setelah tarawih,vanesa merenung.Dia menyadari bahwa meskipun ia jauh dari keluarganya,ikatan cinta tidak mengenal jarak,cintanya akan tetap sama ,jauh di mata tapi dekat dihati.Ia mulai menghubungi keluarganya lebih sering melalui via video call,bertanya kabar,bercanda tawa dan berbagi cerita tantang pengalamannya selama Ramadhan di kota baru.
Ketika hari -hari telah berlalu dan bulan Ramadhanpun hamper berakhir vanesa mendapat undangan untuk menghadiri acara buk puasa Bersama yang diselenggarakan oleh seluruh organisasi ormawa fakultas.Dengan semangat baru,ia berniat untuk pergi.Di sana,ia bertemu banyak orang baru dan merasakan kebersamaa yang luar biasa.vanesa mendapat relasi baru,bercanda Bersama,bermain games Bersama dan bercerita mengenai diri mereka masing masing.
Saat adzan maghrib berkumandang dan semua orang bersiap untuk berbuka puasa vanesa melihat sekelilingnya.”Allamdulilah”ucap mereka sambil tersenyum dengan rasa syukur.Di tengah keramaian itu,ia merasa seperti menemukan keluarganya sendiri diantara orang orang asing ini.Saat ia mengangkat gelasnya untuk bersulang dengan teman – teman barunya,ia merasakan kebahagiaan yang tulus.Dan senyum itu ada pada wajahnya.
“Selamat berbuka puasa,yeyy!” seru mereka serentak.
Vanesa tersenyum lebar dan merasakan hangatnya cinta dalam setiap ucapan itu.Dilangit malam itu,seolah-olah Pelangi muncul setelah hujan; harapan dan kebahagiaan Kembali menghiasi hidup.
Di kala sore itu,seperti biasanya vanesa mencari ketenangan di pinggir pantai.Kali ini dia sendiri sambi menunggu waktu berbuka.Ia merenungkan makna yang ia dapat dibulan Ramadhan dan ia merasa senang akan pengalaman yang sangat berharga .Duduk sambil tersenyum tiba tiba Pelangi datang dengan penuh sadar dia mengekspresikan kebahagiaan itu namun,tidak bisa dideskripsikan.
”Ya allah keindahan ciptaanMu mana lagi yang tidak membuatku bersyukur”penuh syukur dan tersungkur
Ramadhan kali ini mungkin berbeda dari sebelumnya, tetapi vanesha telah menemukan cara untuk merayakannya dengan penuh makna. Dia belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari tempat yang kita harapkan; kadang-kadang ia muncul dari pengalaman baru dan hubungan yang dibangun dengan tulus.
Cinta itu bisa kita dapatkan dari siapa saja,asal kita dapat menunjukkan rasa cinta yang tulus itu terhadap mereka. Tuhan tau kapan kebahagian tepat dan benar akan datang.
Dengan hati yang penuh rasa syukur,vanesa menatap langit sore Yang cerah itu dan berdoa agar setiap langkahnya ke depan dipenuhi dengan cinta dan harapan seperti Pelangi di langit Ramadhan.
“semua indah pada waktunya”ucapnya sambil tersenyum.
Penulis : Monica Hutagalung
Editor : Bayu Firmansyah