TRADISI PERAYAAN MAULID NABI DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN

PENDAHULUAN

Masyarakat adalah seorang atau sekelompok suatu wilayah yang saling berinteraksi
satu sama lain. Adapun kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas dengan masyarakat lainnya.
Oleh sebab itu masyarakat di kata takan sebagai makhluk sosial. Masyarakat (Manusia) bisa
juga di katakan sebagai kholifah yang artinya pemimpin dimana masyarakat termasuk makhluk
yang sempurna dj bandingkan makhluk yang lainnya masyarakat juga bisa menjaga kelestarian
dan keamanan bumi yang di tempati boleh manusia, masyarakat itu sendiri merupakan
kumpulan dari beberapa individu yang kemudian berkembang sehingga terjadi yang namanya
kelompok masyarakat.Di setiap daerah pasti ada yang namanya masyarakat dan masyarakat itu memiliki
tradisi yang di turunkan dari nenek moyang mereka salah satu nya adalah tradisi maulid nabi
yang di adakan secara rutin setiap tahunnya. Yang di sambut dengan bahagia dan acaranya di
kemas dengan sangat meriah.

PEMBAHASAN

Perayaan Maulid nabi muhammad SAW adalah suatu hal dimana acara tersebut adalah
acara penyambutan hari kelahiran sang proklamator dunia yang menjadi panutan mereka yaitu
nabi Muhammad SAW. Di setiap wilayah memiliki cara tersendiri untuk merayakan maulid
nabi akan tetapi biasayanya yang lumrah acara Maulid nabi pasti di kemas dengan pembacaan
sholawat, membaca berjanji, tinggal pengajian. Perayaan Maulid nabi biasanya jatuh pada
bulan rabiul awal (Jawa) yang biasa di kenal oleh orang Bangkalan dengan sebutan “bulan
mulod” namun setiap wilayah memiliki cara yang unik saat melaksanakan perayaannya. Di
Tanah Merah sendiri saat pembacaan sholawat biasanya di iringi dengan rebana saat
pembacaan asrafal anam atau biasa orang madura menyebutnya dengan “asarakalan”.
Di Tanah merah sendiri biasanya tuan rumah menyediakan barang-barang perabotan
dapur yang di gantung di atas para tamu undangan, yang nantinya di ambil pada saat akan
bediri untuk membaca sarakalan dengan cara saling berebut antara tamu undangan yang satu
dengan yang lainnya. biasanya tuan rumah memberi amplop berikan uang yang di kasih secara
bergiliran di ikuti parfum dan juga permen yang di bagikan ke para tamu undangan. Setelah

membaca sarakalan lalu para tamu undangan di perkenankan untuk duduk kembali dan di lanjut
dengan pembacaan berzenji dan saat pembacaan berzenji biasanya tuan rumah memberikan
berbagai macam buah-buahan yang pada saat itu juga di perebutkan oleh para tamu undangan.
Dan di lanjut dengan doa maulid. Setelah pembacaan selesai tiba saatnya ramah tamah yang
akan di berikan oleh tuan rumah makanan yang di bidang berbagai macam menu dan pastinya
ciri khas dari orang madura. Setelah ramah tamah selesai tuan rumah memberika berkat yang
sangat mewah (bagi yang mampu) biasanya berisi bahan-bahan mentah seperti gula, beras,
minyak goreng, kopi, buah-buahan dan lain sebagainya. Akan tetapi ada juga yang isi berkatnya
hanya masih dan ikan saja (bagi yang tidak mampu).
Di beberapa desa di Tanah Merah ada juga yang merayakan maulid nabi secara
bergiliran dari rumah ke rumah dan biasanya itu dilaksanakan pada tanggal 12 rabiul awal tepat
kelahiran nabi Muhammad SAW. Ada juga yang lebih menarik tuan rumah menaburkan uang
logam kepada warga yang hadir biasanya di lempar dari atas atap rumah yang merayakan
maulid nabi. Dengan begitu warga setempat akan berebutan uang yang di lempar tuan rumah.
Biasanya warga ada yang mendapat seratus ribu lebih dari hasil rebutan tadi.

DAFTAR PUSTAKA

Al batawiy, Syarif Mursal. Keagungan maulid nabi Muhammad saw., al syarifiyyah, Jakarta,
2006.
Anwar, Muhammad. Sejarah nabi Muhammad saw., S. A. Alaydrus, Jakarta, 1988
Amrullah afif. 2015. Islam di madura. Jurnal islamuna. 2,1
Https://m.toplintas.com/pengertian-maulid-nabi-muhammad/
Https://www.kohesi.org/budaya-jawa-identitas-indonesia

Penulis :Baiq Alwi, Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura