PEREMPUAN INDONESIA HARUS BERANI MEMIMPIN DAN BERANI MENGINSPIRASI UNTUK MENGUBAH MENJADI LEBIH BAIK
MAISHARO AGUSTIN
Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya
Universitas Trunojoyo Madura
Email : maisharohagustin@gmail.com
Dalam sejarah manusia yang ada di bumi di negara Indonesia tercinta, adanya peran laki-laki dan peran perempuan selalu memiliki ketimpangan gender yang cukup memberi jarak antara satu sama lainnya. Laki-laki di Indonesia sering kali dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai manusia yang kuat dan dapat menghandle segala sesuatu yang akan dihadapinya, dan perempuan di Indonesia sering kali dianggap sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya. Adanya perbedaan tersebut seringkali kita dapati di lingkungan masyarakat yang masih cukup kental dengan budaya patriarki .
Semakin berkembang nya waktu ke waktu, karena ada kecanggihan teknologi yang dapat diakses dan dapat di gunakan oleh semua orang tanpa melihat status dan gender, telah mengalami pergerseran dari yang dulunya masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang modern. Dimana masyarakat modern pada saat ini peran antara laki-laki dan perempuan selalu berusaha untuk di samaratakan dan di adilkan.
Zaman yang sekarang, banyak perempuan yang telah sukses dan dapat menempatkan diri mereka untuk kehidupan mereka. Perempuan pada saat ini, banyak yang berhasil dalam melakukan berbagai usaha yang ia minati. Mulai dari bidang politik, bisnis, pendidikan, dan bidang lain sebagainya. Sudah saatnya pada era modern saat ini bukanlah hanya peran laki-laki saja yang dihargai oleh masyarakat sekitar. Tepati, peran perempuan juga harus masyarakat hargai dan masyarakat apresiasi.
Masyarakat Indonesia harus memiliki keyakinan dan memberikan kepercayaan terhadap perempuan Indonesia, yang bahwa setiap perempuan juga harus memiliki keberanian dan memimpin dan tidak hanya untuk menginspirasi orang lain yang ada di sekitar. Tetapi juga bisa membawa perubahan positif dalam dunia.
Keberalihan masyarakat tradisional ke masyarakat modern telah memberikan peluang dan dapat mulai menghilang kan adanya budaya patriarki yang cukup kental di Indonesia. Adanya budaya patriarki ini telah menghambat kemajuan perempuan yang ada di Indonesia supaya bisa menjadi sosok yang mandiri dan dapat menginspirasi orang lain. Kehadiran masyarakat modern saat ini telah membuka pintu bagi perempuan yang ada di Indonesia untuk berani mengambil resiko dan berani mengambil peran aktif khusus nya di dalam kepimpinan.
Meskipun pada saat ini, pada saat masyarakat modern telah membuka pintu dan semakin diakui oleh masyarakat bagi perempuan yang ada di Indonesia. Tetapi, peran perempuan tersebut juga masih harus memiliki tantangan yang unik yang harus mereka hadapi. Tantangan yang semakin unik dan semakin banyak telah membuat para perempuan semakin semangat, berani, percaya diri dan tabah dalam menghadapinya. Hal itu dapat dibuktikan bahwa perempuan mampu mengatasi segala rintangan yang dihadapi nya karena kegigihan.
Perempuan yang berani mengambil resiko dalam berani memulai memimpin ternyata tidak hanya menjadi sumber inspirasi bagi sesama perempuan tetapi juga bagi generasi yang akan datang dan mendatang. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa perempuan yang memimpikan tidak bisa lagi ditentukan oleh jenis kelamin. Tetapi, dijamin oleh adanya kualitas diri kepimpinan dan visi yang mereka jalankan. Sehingga dapat mengubah paradigma masyarakat Indonesia tentang peran perempuan dalam kepemimpinan.
Perempuan yang bisa menjadi seorang yang pemimpin juga sering kali membawa perubahan yang positif. Karena seringkali sosok pemimpin perempuan itu selalu memperjuangan hak dan kesetaraan gender, memperhatikan kebutuhan masyarakat yang terpinggirkan.
Sebagai masyarakat sosial yang ada di Indonesia dan yang mengakui, mendukung, serta menghargai perempuan dalam semua aspek kehidupan, kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik dan lebih adil di kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianti, Sarah. “FEMINISME.” Jurnal Antusias 1, no. 2 (May 1, 2011): 67–80. Developer, mediaindonesia com. “Kesetaraan Gender di Indonesia Masih Rendah,” October 8, 2020. https://mediaindonesia.com/humaniora/351154/kesetaraan-gender-di-indonesia-masih-rendah.
Kusumawati, Andriani. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF GENDER: ADAKAH PERBEDAAN?” PROFIT: JURNAL ADMINISTRASI BISNIS 1, no. 1 (2007). https://profit.ub.ac.id/index.php/profit/article/view/225.
Rohmatul Izzad. (2018). Konsep Kesetaraan Gender Dalam Islam: Studi terhadap Pemikiran Hermeneutika Muhammad Syahrur. AL ITQAN: Jurnal Studi Alquran, 4(2), 29–52. https://doi.org/10.47454/itqan.v4i1.678
Fitriani, A. (2015). Gaya Kepemimpinan Perempuan. Gaya Kepemimpinan Perempuan, 10(1), 14–29. https://content.apa.org/record/1984-01380- 001%0Ahttp://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/845%0 Ahttps://psycnet.apa.org/record/2017-06049- 002%0Ahttp://jurnalalqalam.or.id/index.php/Alqalam/article/view/222%0Ah ttps://journals.flvc.org/f