Merawat Luka Dibawah Telapak Doa Ibu
(teruntuk wanita yang belum sembuh dari luka masa lalunya)
Cerita seorang remaja menangis
Tersedu dalam peluk ibunya
Ia tak kuasa membendung air mata
Rasa sedih dan gundah-gulana
Terlalu berat ia hadapi sendiri
Maka erat peluk seorang ibu
Adalah jalan pulang yang paling sunyi
Dan ada ketenangan di dalamnya
Lorongnya penuh dengan bunga
Membuat tenang diri dan jiwa
Ibu bertanya
Setelah sengguk sedikit reda
“Ada apa nduk?”
Tangisnya kembali pecah
Sosok kekasihnya kembali membayang
di cekung mata.
Ingin ia ceritakan
Sepanjang jalan kisah kenangan
Seluas harap yang dipaksakan
Sehalus keping hati yang bertaburan
Namun ia terpikirkan
‘Ini hanya soal asmara,
bagaimana mungkin pada diri ta kuasa’
Dalam lama ia tenggelam
Pada pelukan ibu yang semakin dalam
Maka sedikit-demi sedikit
Ibu melepaskan dengan perlahan
“Tataplah mata ibu, nak,
Tenggelamlah saja di dasarnya,
Temukan ketenangan,
Tepislah segala kegundahan”
“Perihal asmara jangan kau berlarut melenakan,
Sebab ia tak mesti selamanya,
Lalu lihatlah dibawah telapak kaki ibu,
Ada pria tersenyum menantimu”
Ragu ia mengangkat kedua tangan
Sebab masa lalu belum mampu dihilangkan
Pada selanjutnya, bertuntulah
ia pada tangan ibu yang tanpak perkasa
Tertempa oleh pengalaman dan masa.
Kemudian dalam tanya ia berkata
“Sudah berapa kali tangan ini merawat luka,
luka yang tentunya lebih besar dari perasaan
dan lebih banyak dari luka kasmaran?”
karya ; Moh. Waritsy A.H, (Anggota Aktif UKM-F Riset 2021)